PEMBAGIAN POLA BATIK
Sabtu, 01 Juni 2013
1
komentar
Pembagian
pola batik disini hanyalah sebagian kecil,merupakan garis besarnya
saja.Perkembangan pola batik demikian pesat mengikuti selera dan
kebutuhan pasar yang naik turun.Penelitian Rouffaer
pada tahun 1900 saja pernah mencatat ada sekitar 3 ribuan pola
batik,itupun tidak semuanya.Pola batik dikelompokkan ke dalam dua
golongan,yaitu golongan pola geometris dan non geometris.
Pembagian pola batik berdasarkan ukuran geometrisnya adalah sebagai berikut:
1.) Pola Banji
Ini merupakan salah satu pola batik yang tertua,berupa silang yang diberi tambahan garis-garis pada ujungnya dengan gaya melingkar ke kanan atau ke kiri.Motif seperti ini terkenal dalam kebudayaan kuno di seluruh dunia dengan nama swastika.Di Nusantara motif ini tidak hanya terdapat pada seni batik saja,namun juga pada karya-karya seni yang lain.Kata banji,berasal dari dua suku kata yaitu ban yang artinya sepuluh dan ji yang berarti seribu,suatu perlambang murah rejeki atau kebahagian yang berlipat ganda.Pola banji ini sangat mungkin karena pengaruh kebudayaan China.Pola banji ini nama lainnya dalam istilah Jawa adalah balok bosok(balok busuk).Dalam perkembangannya pola banji mengalami perubahan-perubahan diantaranya mendapat tambahan rangkaian daun-daunan dan bunga-bungaan.

Gambar di atas adalah pola batik banji dari daerah Lasem,Jawa Timur.
2.) Pola Ceplok
Pola yang sangat digemari,terdiri atas garis-garis yang membentuk persegi-persegi,lingkaran-lingkaran,jajaran genjang,binatang-binatang atau bentuk lain bersegi banyak.Pola ini sebenarnya merupakan stilisasi dari tumbuh-tumbuhan dan binatang,itu sebabnya banyak nama ceplok mengambil nama kembang(bunga) dan binatang.Pola ceplok juga sangat tua,ini bisa dilihat kemiripannya dengan relief-relief candi.Pola ceplok juga ada kemiripannya dengan pola ganggong.Pola ganggong mempunyai ciri khasnya berupa binatang-binatang atau silang-silang yang ujung jari-jarinya melingkar seperti benang sari bunga.

Gambar di atas ini adalah salah satu contoh pola ganggong.

Gambar di atas ini adalah salah satu pola ceplok yang dinamakan ambar kumitir.
3.) Pola Kawung
Pola ini sebenarnya agak mirip dengan pola ceplok,tetapi karena diduga motifnya lebih kuno dari pola ceplok,maka dijadikan pola tersendiri.Ada anggapan kalau pola ini diinspirasi dari belahan buah aren.Namun menurut Rouffaer,pola kawung ini berasal dari pola grinsing,suatu pola yang disebutkan dalam kitab Pararaton(kitab Para Raja),sebagai pola yang dipakai para raja jaman dahulu.Pola yang terdiri atas lingkaran-lingkaran kecil dengan sebuah titik di dalamnya tersusun seolah-olah sisik ikan atau ular,yang bisa dikombinasikan dengan motif lain.Pola ini pernah menjadi pola larangan bagi istana/kraton Jogjakarta,yang hanya boleh dipakai oleh Sultan dan keluarga terdekatnya.

Gambar di atas adalah salah satu contoh pola kawung.
4.) Pola yang meniru tenunan atau anyaman
Banyak ragamnya pola yang menyerupai tenunan ini diantaranya yang terkenal adalah pola nitik.Pola ini berupa titik-titik atau garis-garis pendek yang tersusun secara geometris,membentuk pola yang meniru tenunan atau anyaman.Mereka yang mencari asal usul kata batik dari kata tik,menganggap pola ini adalah yang tertua.

Gambar di atas ini adalah pola batik nitik motif cakar ayam.

Gambar di atas adalah contoh pola garis yang dinamakan motif tirta teja.
5.) Pola garis miring
Pola-pola yang dibentuk adalah bergaya miring.Gaya miring ini digemari dalam seni dekoratif hampir di seluruh daerah Nusantara,sehingga tidak heran jika gaya miring ini juga dikenal dalam seni batik.Pola miringnya sendiri kadang jelas kadang tidak begitu kentara.Di antara yang paling digemari adalah yang dinamakan pola parang.Ciri-ciri dari pola parang ini adalah lajur-lajur yang terbentuk oleh garis-garis miring yang sejajar berisikan garis-garis pengisi tegak dan setiap lajur terpisah dari yang lain oleh deretan ornamen yang bergaya miring juga yang dinamakan mlinjon.Kata mlinjon dipakai karena motif pemisah tadi berbentuk jajaran genjang kecil yang mirip dengan buah mlinjo.Parang sendiri mengingatkan orang pada salah satu senjata tajam khas Jawa yaitu sejenis pisau atau keris.Motif parang yang terkenal diantaranya adalah parang rusak.

Gambar di atas ini memperlihatkan busana SISKS Pakoe Boewono X beserta permaisuri GKR Mas yang memakai batik bermotif parang rusak.Motif ini menjadi kegemaran para Raja Jawa,di Surakarta maupun di Jogjakarta,sehingga motif parang rusak juga menjadi larangan bagi orang kebanyakan.Aturan ini sekarang sudah tidak berlaku lagi bagi lingkungan di luar istana/kraton.Nama-nama jenis parang rusak ini dibedakan berdasarkan ukuran polanya.Parang rusak dengan ukuran polanya yang terkecil dinamakan Parang Rusak Klitik.Gambar di bawah adalah contoh pola parang klitik.
Yang agak besar/sedang dinamakan Parang Rusak Gendreh.
Sedangkan yang terbesar dinamakan Parang Rusak Barong.
Parang Rusak Barong ini hanya boleh dipakai oleh Raja sendiri.Motif miring lainnya yang terkenal adalah pola Udan Liris,yang karena kehalusan motifnya yang disusun miring seakan-akan menyerupai hujan rintik-rintik.
Gambar di atas adalah pola Udan Liris.

Aneka Motif Batik Parang gagrak Jogjakarta

Aneka Motif Batik Parang gagrak Jogjakarta

Aneka Motif Batik Parang gagrak Jogjakarta
Ini semua adalah golongan pola batik yang berbentuk geometris.
Sedangkan golongan yang kedua adalah pola batik yang non geometris.Pola ini adalah pola batik yang tidak terbatas jumlahnya,yang tidak terikat oleh gaya tertentu.Walaupun demikian unsur tradisi masih memegang peranan yang penting mengenai tata susunan pola.Yang terkenal adalah pola semen.Semen dari kata semi,yang berarti tumbuh atau bertunas,jadi berisikan pola-pola berbentuk kuncup-kuncup,daun serta bunga.Berikut ini ada beberapa macam pola semen,yaitu:
a).Pola semen yang hanya terdiri dari kuncup daun-daunan serta bunga-bungaan.Misalnya pola Pisan Bali,Kepetan.
b).Pola semen yang terdiri dari kuncup daun dan bunga yang dikombinasi dengan binatang.Misalnya:Pakis, Peksi Endol-endol,Merak Kasimpir.
c).Pola semen yang terdiri dari motif kuncup daun,bunga,binatang dan ditambah dengan motif sayap atau Lar.Motif sayap ini merupakan pelengkap pada pola semen yang mempunyai beberapa macam variasi bentuk yang disebut dengan bentuk Lar,Mirong dan Sawat.Lar itu berupa sayap tunggal,Mirong adalah sayap kembar,dan Sawat adalah sayap kembar lengkap dengan bentuk ekor yang terbuka.Motif Sawat ini juga sangat digemari oleh para Raja.Ini bisa dilihat dari bentuk simbol/lambang kerajaan Mataram sejak Jaman Sultan Agung,yang sampai sekarang dipakai oleh Kesultanan Jogjakarta.Berikut ini gambar-gambar dari beragam jenis motif semen gaya Jogja.

Beberapa motif semen gagrak Jogjakarta

Aneka Motif Batik Semen gagrak Jogjakarta

Aneka Motif Batik Semen gagrak Jogjakarta
Pola-pola yang tidak bersifat geometris banyak dipakai di daerah pesisiran,yang dikarenakan orang disitu tidak begitu terikat oleh aturan-aturan kraton/istana.Salah satunya Cirebon,walaupun disitu ada beberapa kerajaan seperti Kasepuhan,Kanoman,maupun Kacirebonan,namun seni batiknya lebih bebas,tidak terikat aturan istana.Bisa dilihat pada gambar di bawah ini adalah motif gadis china gaya Cirebon.

Motif Batik Puteri China gagrak Cirebon
Pola-polanya tidak begitu geometris yang bisa berupa gunung-gunung,batu-batuan,kolam-kolam,binatang,tumbuh-tumbuhan,bunga-bungaan atau bahkan gambar manusia.
Beberapa Contoh Motif dan Pola Batik

Motif alas-alasan Solo
Motif ini biasanya dipakai untuk penari-penari Bedhaya di Karaton Surakarta,semisal Bedhaya Ketawang yang sangat disakralkan.

Motif Batik Ambar Kumitir Jogjakarta

Motif Batik Ambarsari Jogjakarta

Motif Batik Anggur Merak

Motif Batik Asmaradana

Motif Batik Banci Kasut Jogjakarta

Motif Batik Banjir Bandang

Motif Batik Semen Lar

Motif Batik Bengkulu Basurek

Motif Batik Gangeng Indramayu

Motif Batik Lereng Kembang Corong dari Garut

Motif Batik Kothak Nitik Warni

Motif Batik Lung Keslop dari Solo

Motif Batik Semarangan

Motif Batik Tiga Negeri

Motif Batik Kembang Kluwih dari Tuban

Motif Batik Kontemporer dari Sidoarjo

Motif Batik Buketan dari Pekalongan

Motif Batik Buketan dari Pekalongan

Motif Batik Jawa Hokokai dari Pekalongan

Motif Batik Lasem,Jawa Timur

Motif Batik Tiga Negeri dari Lasem

Motif Batik Parang Klithik gaya Jogjakarta

Motif Batik Mega Mendhung dari Cirebon

Motif Batik Mega Mendhung dari Cirebon

Motif Batik Sido Mukti Manten gagrak Surakarta

Motif Batik Beras Wutah dari Sidoarjo

Motif Batik Bintang Raja dari Jogjakarta

Motif Batik Blibar Latar Cemeng dari Jogjakarta

Motif Batik Jambi

Motif Batik Rebung Nyengum dari Jambi

Motif Batik Blibar Latar Putih dari Jogjakarta

Motif Batik Grinsing

Motif Batik Parang Barong

Motif Batik Buntal Anggrek dari Jogjakarta

Motif Batik Buntal Grinsing dari Jogjakarta

Motif Batik Buntal Hadinegara dari Jogjakarta

Motif Batik Buntal Ukel dari Jogjakarta

Motif Batik Adu Manis dari Tasikmalaya

Motif Batik dari Madura

Motif Batik Burung Kasuari dari Tasikmalaya

Motif Batik Cakar Ayam dari Jogjakarta
Motif Batik Cakar Ayam digunakan pada upacara mitoni(masa 7 bulan kehamilan) dan dipakai orang tua pengantin pada saat upacara tarub(siraman).Makna filosofisnya ialah melambangkan agar seseorang yang berumah tangga sampai keturunannya nanti dapat mencari nafkah sendiri atau hidup mandiri.

Motif Batik Cakar Ayam gagrak Surakarta

Motif Batik Ceplok Asih dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Blah Kedhaton dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Bligon gagrak Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Burba gagrak Surakarta

Motif Batik Ceplok Cakar dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Candi Luhur dari Surakarta

Motif Batik Ceplok Keladi dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Lung Kestlop dari Surakarta

Motif Batik Ceplok Naga Raja dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Nitik Klithik dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Truntum Canthel dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Grinsing dari Surakarta

Motif Batik Ceplok Kawuryan dari Surakarta

Motif Batik Genthongan dari Madura

Motif Batik Madura

Motif batik dari Sidoarjo

Motif Batik Cuwiri dari Surakarta
Motif Cuwiri digunakan pada upacara mitoni dan menggendong bayi.Makna filosofisnya,cuwiri bersifat kecil-kecil.Pemakai diharapkan tampak pantas/harmonis.

Motif Batik Cuwiri Mentul

Motif Batik Dlimo Ceplok Parang dari Jogjakarta

Motif Batik Galaran Babon Angrem gagrak Jogjakarta

Motif Batik Gandasuli Ageng gagrak Jogjakarta

Motif Batik Gandasuli Seling Ukel gagrak Surakarta

Motif Batik Ganggong

Motif Batik Gebyok Setebah

Motif Batik Godheg gagrak Jogjakarta

Motif Batik Gandasuli gagrak Jogjakarta

Motif Batik Grageh Waloh gagrak Jogjakarta
Motif Grageh Waluh dapat digunakan sehari-hari,maknanya diharapkan orang yang memakainya akan selalu mempunyai cita-cita atau tujuan.

Motif Batik Gringsing Lar

Motif Batik Gringsing Peksi

Motif Batik Gringsing Pisan Bali

Motif Batik Grompol gagrak Jogjakarta
Motif grompol dipakai oleh ibu mempelai putri pada saat siraman.Makna grompol adalah berkumpul atau bersatu.Diharapkan berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik,seperti rezeki,keturunan,dan kebahagiaan hidup.

Motif Batik Jantung Ati gaya Jogjakarta

Motif Sarung Batik Pekalongan

Motif Batik Kail Indramayu

Motif Batik Kapal Kandas dari Cirebon

Motif Batik Kawung Benggol Ceplok Gurda gaya Jogjakarta

Motif Batik Kawung Benggol gaya Jogjakarta

Motif Batik Kawung Poleng gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kawung Sisik Gurda gaya Jogjakarta

Motif Batik Kawung Gede

Motif Batik Kawung Cilik

Motif Batik Kawung Gede gaya Surakarta

Motif Batik Kawung Picis gagarak Surakarta

Motif Batik Kawung Sawut gagrak Surakarta

Motif Batik Kedungwuni gaya Pekalongan

Motif Batik Kedungwuni gaya Pekalongan

Motif Batik Keong Renteng gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kereta Kasepuhan dari Cirebon

Motif Batik Kerton Truntum gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kerton Lar gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kiro Tawu gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Klithik

Motif Batik Kunir Pito gagrak Jogjakarta

Motif Batik Lar Latar Ireng

Motif Batik Lar Ukel

Motif Batik Semen Rama Latar Putih

Motif Batik Lumbon dari Banyumas

Motif Batik Madubrongto dari Banyumas

Motif Batik Madubranta gagrak Surakarta

Motif Batik Manisrengga gagrak Jogjakarta

Motif Batik Manok Jodoh dari Madura

Motif Batik Manok Sakeh dari Madura

Motif Batik Manuk Swari dari Madura

Motif Batik Madusari gagrak Surakarta

Motif Batik Megamendung dari Cirebon

Motif Batik Megamendung dari Cirebon

Motif Batik Mendut gagrak Jogjakarta

Motif Batik Angso Duo dari Jambi

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Kompeni dari Cirebon

Motif Batik Bondhet gagrak Surakarta

Motif Batik Bu Harto dari Surakarta

Motif Batik Cerita Panji dari Cirebon

Motif Batik Duren Pecah dari Jambi

Motif Batik Eropa dari Pekalongan

Motif Batik Gadis Cina dari Cirebon

Motif Batik Garuda dari Pekalongan

Motif Batik Kawung gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kembang So dari Kebumen

Motif Batik Kompeni dari Cirebon

Motif Batik Lumbon dari Banyumas

Motif Batik Naga

Motif Batik Obar-Abir dari Pekalongan

Motif Batik Srikaton gagrak Surakarta

Motif Batik Tambal gagrak Jogjakarta

Motif Batik Mukti Wibawa gagrak Surakarta

Motif Batik Nagasasra Bledak gagrak Jogjakarta

Motif Batik Naga Ukel gagrak Surakarta

Motif Batik Penjual Legen dari Cirebon

Motif Batik Puger gagrak Banyumas

Motif Batik Pamiluto gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Barong Bintang Leder gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Barong gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Barong gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Curiga gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Curiga gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Gendreh gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Kanthil gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Kesit Tumaruntun gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Klithik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Plenik Gurdha gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Rusak gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Rusak gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Sarpa gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Seling Huk gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Seling Modhang gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Teja gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Barong Ukel Seling gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Gandasuli gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Kesit

Motif Batik Parang Kesit Wahyu Tumurun gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Klithik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Klithik gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Kusuma gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Pamor gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Parung Lar gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Peksi

Motif Batik Parang Rusak Seling Ireng

Motif Batik Parang Ukel gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Ukel Seling gagrak Surakarta

Motif Batik Patran Kangkung gagrak Cirebon

Motif Batik Peksi Naga Liman gagrak Cirebon

Motif Batik Peksi Anjani Bledak

Motif Batik Pintu Retna gagrak Jogjakarta

Motif Batik Pisan Bali gagrak Surakarta

Motif Batik Pola Banji gagrak Lasem

Motif Batik Prabu Anom Grompol gagrak Jogjakarta

Motif Batik Prabu Anom Klithik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Primisan Pekalongan

Motif Batik Pring Sedapur gagrak Banyumas

Motif Batik Puspa Kencana Klithik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Ratu Ratih gagrak Surakarta

Sarung Batik Motif Eropa

Motif Sarung Batik Motif Eropa dari Pekalongan

Motif Batik Satria Manah gagrak Surakarta
Motif ini disebut juga Harjuna Manah,digunakan dalam upacara pisowanan(menghadap raja) dan upacara lamaran biasa dipakai calon mempelai laki-laki,makna yang diharapkan semoga keinginannya terkabul atau ‘memanah’ hati calon mempelai wanita.

Motif Batik Sawat
Sawat berarti melempar.Simbolisasi dari senjata Batara Indra yang berupa kilat(bajra) yang disawatke(dilemparkan).Bermakna permohonan perlindungan dalam kehidupannya.

Motif Batik Sawat Riweh gagrak Cirebon

Motif Batik Sekar Dadu gagrak Sidoarjo

Motif Batik Sekar Jagad

Motif Batik Sembagen Huk gagrak Jogjakarta

Motif Batik Semen Rama gagrak Cirebon

Motif Batik Semen Rante gagrak Surakarta

Motif Batik Semen Gurda gagrak Jogjakarta

Motif Batik Semen Jenggot gagrak Surakarta

Motif Batik Semen Lar gagrak Surakarta

Motif Batik Semen Rante gagrak Surakarta

Motif Batik Semen Rama gagrak Surakarta

Motif Batik Seruni Buntal gagrak Jogjakarta

Motif Batik Sido Mukti Latar Cemeng gagrak Jogjakarta

Motif Batik Sido Drajad

Motif Batik Sido Drajad

Motif Batik Sido Luhung gagrak Banyumas

Motif Batik Sido Asih gagrak Surakarta

Motif Batik Sido Asih gagrak Surakarta

Motif Batik Sidodadi gagrak Surakarta

Motif Batik Sido Drajad gagrak Surakarta

Motif Batik Sido Luhur gagrak Surakarta
Motif Sido Luhur latar putih ini biasa digunakan pada upacara mitoni(upacara masa kehamilan 7 bulan).Kain ini digunakan bagi perempuan saat hamil pertama kali.Makna filosofisnya yang menggunakan diharapkan selalu dalam keadaan gembira.Sido berarti kejadian,Luhur berarti kemuliaan.Jadi mengandung pengharapan atau doa,semoga kelak keturunannya menjadi manusia yang berbudi luhur dan mulia.

Motif Batik Sido Mukti gagrak Surakarta

Motif Batik Sido Mulyo gagrak Surakarta

Motif Batik Sutra gagrak Madura

Motif Batik Sutra gagrak Madura

Motif Batik Sri Katon gagrak Surakarta

Motif Batik Sri Kuncara Bledak gagrak Jogjakarta

Motif Batik Tambal Nitik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Tanjung Bumi dari Madura

Motif Batik Tirta Teja gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Palang Parang gagrak Jogjakarta

Motif Batik Truntum Garuda gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Kembang gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Parang gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Peksi gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Wahyu Tumurun gagrak Surakarta

Motif Batik Udan Liris

Motif Batik Udan Liris Latar Ireng

Motif Batik Udan Liris Latar Putih

Motif Batik Ukel Kembang Cengkeh

Motif Batik Wadasan gagrak Cirebon

Motif Batik Wahyu Garuda gagrak Surakarta

Motif Batik Wahyu Nitik gagrak Surakarta

Motif Batik Wahyu Sekar gagrak Surakarta

Motif Batik Wahyu Setaman gagrak Surakarta

Motif Batik Wahyu Tumurun gagrak Jogjakarta

Pembagian pola batik berdasarkan ukuran geometrisnya adalah sebagai berikut:
1.) Pola Banji
Ini merupakan salah satu pola batik yang tertua,berupa silang yang diberi tambahan garis-garis pada ujungnya dengan gaya melingkar ke kanan atau ke kiri.Motif seperti ini terkenal dalam kebudayaan kuno di seluruh dunia dengan nama swastika.Di Nusantara motif ini tidak hanya terdapat pada seni batik saja,namun juga pada karya-karya seni yang lain.Kata banji,berasal dari dua suku kata yaitu ban yang artinya sepuluh dan ji yang berarti seribu,suatu perlambang murah rejeki atau kebahagian yang berlipat ganda.Pola banji ini sangat mungkin karena pengaruh kebudayaan China.Pola banji ini nama lainnya dalam istilah Jawa adalah balok bosok(balok busuk).Dalam perkembangannya pola banji mengalami perubahan-perubahan diantaranya mendapat tambahan rangkaian daun-daunan dan bunga-bungaan.

Gambar di atas adalah pola batik banji dari daerah Lasem,Jawa Timur.
2.) Pola Ceplok
Pola yang sangat digemari,terdiri atas garis-garis yang membentuk persegi-persegi,lingkaran-lingkaran,jajaran genjang,binatang-binatang atau bentuk lain bersegi banyak.Pola ini sebenarnya merupakan stilisasi dari tumbuh-tumbuhan dan binatang,itu sebabnya banyak nama ceplok mengambil nama kembang(bunga) dan binatang.Pola ceplok juga sangat tua,ini bisa dilihat kemiripannya dengan relief-relief candi.Pola ceplok juga ada kemiripannya dengan pola ganggong.Pola ganggong mempunyai ciri khasnya berupa binatang-binatang atau silang-silang yang ujung jari-jarinya melingkar seperti benang sari bunga.

Gambar di atas ini adalah salah satu contoh pola ganggong.

Gambar di atas ini adalah salah satu pola ceplok yang dinamakan ambar kumitir.
3.) Pola Kawung
Pola ini sebenarnya agak mirip dengan pola ceplok,tetapi karena diduga motifnya lebih kuno dari pola ceplok,maka dijadikan pola tersendiri.Ada anggapan kalau pola ini diinspirasi dari belahan buah aren.Namun menurut Rouffaer,pola kawung ini berasal dari pola grinsing,suatu pola yang disebutkan dalam kitab Pararaton(kitab Para Raja),sebagai pola yang dipakai para raja jaman dahulu.Pola yang terdiri atas lingkaran-lingkaran kecil dengan sebuah titik di dalamnya tersusun seolah-olah sisik ikan atau ular,yang bisa dikombinasikan dengan motif lain.Pola ini pernah menjadi pola larangan bagi istana/kraton Jogjakarta,yang hanya boleh dipakai oleh Sultan dan keluarga terdekatnya.

Gambar di atas adalah salah satu contoh pola kawung.
4.) Pola yang meniru tenunan atau anyaman
Banyak ragamnya pola yang menyerupai tenunan ini diantaranya yang terkenal adalah pola nitik.Pola ini berupa titik-titik atau garis-garis pendek yang tersusun secara geometris,membentuk pola yang meniru tenunan atau anyaman.Mereka yang mencari asal usul kata batik dari kata tik,menganggap pola ini adalah yang tertua.

Gambar di atas ini adalah pola batik nitik motif cakar ayam.

Gambar di atas adalah contoh pola garis yang dinamakan motif tirta teja.
5.) Pola garis miring
Pola-pola yang dibentuk adalah bergaya miring.Gaya miring ini digemari dalam seni dekoratif hampir di seluruh daerah Nusantara,sehingga tidak heran jika gaya miring ini juga dikenal dalam seni batik.Pola miringnya sendiri kadang jelas kadang tidak begitu kentara.Di antara yang paling digemari adalah yang dinamakan pola parang.Ciri-ciri dari pola parang ini adalah lajur-lajur yang terbentuk oleh garis-garis miring yang sejajar berisikan garis-garis pengisi tegak dan setiap lajur terpisah dari yang lain oleh deretan ornamen yang bergaya miring juga yang dinamakan mlinjon.Kata mlinjon dipakai karena motif pemisah tadi berbentuk jajaran genjang kecil yang mirip dengan buah mlinjo.Parang sendiri mengingatkan orang pada salah satu senjata tajam khas Jawa yaitu sejenis pisau atau keris.Motif parang yang terkenal diantaranya adalah parang rusak.

Gambar di atas ini memperlihatkan busana SISKS Pakoe Boewono X beserta permaisuri GKR Mas yang memakai batik bermotif parang rusak.Motif ini menjadi kegemaran para Raja Jawa,di Surakarta maupun di Jogjakarta,sehingga motif parang rusak juga menjadi larangan bagi orang kebanyakan.Aturan ini sekarang sudah tidak berlaku lagi bagi lingkungan di luar istana/kraton.Nama-nama jenis parang rusak ini dibedakan berdasarkan ukuran polanya.Parang rusak dengan ukuran polanya yang terkecil dinamakan Parang Rusak Klitik.Gambar di bawah adalah contoh pola parang klitik.

Yang agak besar/sedang dinamakan Parang Rusak Gendreh.

Sedangkan yang terbesar dinamakan Parang Rusak Barong.

Parang Rusak Barong ini hanya boleh dipakai oleh Raja sendiri.Motif miring lainnya yang terkenal adalah pola Udan Liris,yang karena kehalusan motifnya yang disusun miring seakan-akan menyerupai hujan rintik-rintik.

Gambar di atas adalah pola Udan Liris.

Aneka Motif Batik Parang gagrak Jogjakarta

Aneka Motif Batik Parang gagrak Jogjakarta

Aneka Motif Batik Parang gagrak Jogjakarta
Ini semua adalah golongan pola batik yang berbentuk geometris.
Sedangkan golongan yang kedua adalah pola batik yang non geometris.Pola ini adalah pola batik yang tidak terbatas jumlahnya,yang tidak terikat oleh gaya tertentu.Walaupun demikian unsur tradisi masih memegang peranan yang penting mengenai tata susunan pola.Yang terkenal adalah pola semen.Semen dari kata semi,yang berarti tumbuh atau bertunas,jadi berisikan pola-pola berbentuk kuncup-kuncup,daun serta bunga.Berikut ini ada beberapa macam pola semen,yaitu:
a).Pola semen yang hanya terdiri dari kuncup daun-daunan serta bunga-bungaan.Misalnya pola Pisan Bali,Kepetan.
b).Pola semen yang terdiri dari kuncup daun dan bunga yang dikombinasi dengan binatang.Misalnya:Pakis, Peksi Endol-endol,Merak Kasimpir.
c).Pola semen yang terdiri dari motif kuncup daun,bunga,binatang dan ditambah dengan motif sayap atau Lar.Motif sayap ini merupakan pelengkap pada pola semen yang mempunyai beberapa macam variasi bentuk yang disebut dengan bentuk Lar,Mirong dan Sawat.Lar itu berupa sayap tunggal,Mirong adalah sayap kembar,dan Sawat adalah sayap kembar lengkap dengan bentuk ekor yang terbuka.Motif Sawat ini juga sangat digemari oleh para Raja.Ini bisa dilihat dari bentuk simbol/lambang kerajaan Mataram sejak Jaman Sultan Agung,yang sampai sekarang dipakai oleh Kesultanan Jogjakarta.Berikut ini gambar-gambar dari beragam jenis motif semen gaya Jogja.

Beberapa motif semen gagrak Jogjakarta

Aneka Motif Batik Semen gagrak Jogjakarta

Aneka Motif Batik Semen gagrak Jogjakarta
Pola-pola yang tidak bersifat geometris banyak dipakai di daerah pesisiran,yang dikarenakan orang disitu tidak begitu terikat oleh aturan-aturan kraton/istana.Salah satunya Cirebon,walaupun disitu ada beberapa kerajaan seperti Kasepuhan,Kanoman,maupun Kacirebonan,namun seni batiknya lebih bebas,tidak terikat aturan istana.Bisa dilihat pada gambar di bawah ini adalah motif gadis china gaya Cirebon.

Motif Batik Puteri China gagrak Cirebon
Pola-polanya tidak begitu geometris yang bisa berupa gunung-gunung,batu-batuan,kolam-kolam,binatang,tumbuh-tumbuhan,bunga-bungaan atau bahkan gambar manusia.
Beberapa Contoh Motif dan Pola Batik

Motif alas-alasan Solo
Motif ini biasanya dipakai untuk penari-penari Bedhaya di Karaton Surakarta,semisal Bedhaya Ketawang yang sangat disakralkan.

Motif Batik Ambar Kumitir Jogjakarta

Motif Batik Ambarsari Jogjakarta

Motif Batik Anggur Merak

Motif Batik Asmaradana

Motif Batik Banci Kasut Jogjakarta

Motif Batik Banjir Bandang

Motif Batik Semen Lar

Motif Batik Bengkulu Basurek

Motif Batik Gangeng Indramayu

Motif Batik Lereng Kembang Corong dari Garut

Motif Batik Kothak Nitik Warni

Motif Batik Lung Keslop dari Solo

Motif Batik Semarangan

Motif Batik Tiga Negeri

Motif Batik Kembang Kluwih dari Tuban

Motif Batik Kontemporer dari Sidoarjo

Motif Batik Buketan dari Pekalongan

Motif Batik Buketan dari Pekalongan

Motif Batik Jawa Hokokai dari Pekalongan

Motif Batik Lasem,Jawa Timur

Motif Batik Tiga Negeri dari Lasem

Motif Batik Parang Klithik gaya Jogjakarta

Motif Batik Mega Mendhung dari Cirebon

Motif Batik Mega Mendhung dari Cirebon

Motif Batik Sido Mukti Manten gagrak Surakarta

Motif Batik Beras Wutah dari Sidoarjo

Motif Batik Bintang Raja dari Jogjakarta

Motif Batik Blibar Latar Cemeng dari Jogjakarta

Motif Batik Jambi

Motif Batik Rebung Nyengum dari Jambi

Motif Batik Blibar Latar Putih dari Jogjakarta

Motif Batik Grinsing

Motif Batik Parang Barong

Motif Batik Buntal Anggrek dari Jogjakarta

Motif Batik Buntal Grinsing dari Jogjakarta

Motif Batik Buntal Hadinegara dari Jogjakarta

Motif Batik Buntal Ukel dari Jogjakarta

Motif Batik Adu Manis dari Tasikmalaya

Motif Batik dari Madura

Motif Batik Burung Kasuari dari Tasikmalaya

Motif Batik Cakar Ayam dari Jogjakarta
Motif Batik Cakar Ayam digunakan pada upacara mitoni(masa 7 bulan kehamilan) dan dipakai orang tua pengantin pada saat upacara tarub(siraman).Makna filosofisnya ialah melambangkan agar seseorang yang berumah tangga sampai keturunannya nanti dapat mencari nafkah sendiri atau hidup mandiri.

Motif Batik Cakar Ayam gagrak Surakarta

Motif Batik Ceplok Asih dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Blah Kedhaton dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Bligon gagrak Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Burba gagrak Surakarta

Motif Batik Ceplok Cakar dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Candi Luhur dari Surakarta

Motif Batik Ceplok Keladi dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Lung Kestlop dari Surakarta

Motif Batik Ceplok Naga Raja dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Nitik Klithik dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Truntum Canthel dari Jogjakarta

Motif Batik Ceplok Grinsing dari Surakarta

Motif Batik Ceplok Kawuryan dari Surakarta

Motif Batik Genthongan dari Madura

Motif Batik Madura

Motif batik dari Sidoarjo

Motif Batik Cuwiri dari Surakarta
Motif Cuwiri digunakan pada upacara mitoni dan menggendong bayi.Makna filosofisnya,cuwiri bersifat kecil-kecil.Pemakai diharapkan tampak pantas/harmonis.

Motif Batik Cuwiri Mentul

Motif Batik Dlimo Ceplok Parang dari Jogjakarta

Motif Batik Galaran Babon Angrem gagrak Jogjakarta

Motif Batik Gandasuli Ageng gagrak Jogjakarta

Motif Batik Gandasuli Seling Ukel gagrak Surakarta

Motif Batik Ganggong

Motif Batik Gebyok Setebah

Motif Batik Godheg gagrak Jogjakarta

Motif Batik Gandasuli gagrak Jogjakarta

Motif Batik Grageh Waloh gagrak Jogjakarta
Motif Grageh Waluh dapat digunakan sehari-hari,maknanya diharapkan orang yang memakainya akan selalu mempunyai cita-cita atau tujuan.

Motif Batik Gringsing Lar

Motif Batik Gringsing Peksi

Motif Batik Gringsing Pisan Bali

Motif Batik Grompol gagrak Jogjakarta
Motif grompol dipakai oleh ibu mempelai putri pada saat siraman.Makna grompol adalah berkumpul atau bersatu.Diharapkan berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik,seperti rezeki,keturunan,dan kebahagiaan hidup.

Motif Batik Jantung Ati gaya Jogjakarta

Motif Sarung Batik Pekalongan

Motif Batik Kail Indramayu

Motif Batik Kapal Kandas dari Cirebon

Motif Batik Kawung Benggol Ceplok Gurda gaya Jogjakarta

Motif Batik Kawung Benggol gaya Jogjakarta

Motif Batik Kawung Poleng gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kawung Sisik Gurda gaya Jogjakarta

Motif Batik Kawung Gede

Motif Batik Kawung Cilik

Motif Batik Kawung Gede gaya Surakarta

Motif Batik Kawung Picis gagarak Surakarta

Motif Batik Kawung Sawut gagrak Surakarta

Motif Batik Kedungwuni gaya Pekalongan

Motif Batik Kedungwuni gaya Pekalongan

Motif Batik Keong Renteng gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kereta Kasepuhan dari Cirebon

Motif Batik Kerton Truntum gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kerton Lar gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kiro Tawu gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Klithik

Motif Batik Kunir Pito gagrak Jogjakarta

Motif Batik Lar Latar Ireng

Motif Batik Lar Ukel

Motif Batik Semen Rama Latar Putih

Motif Batik Lumbon dari Banyumas

Motif Batik Madubrongto dari Banyumas

Motif Batik Madubranta gagrak Surakarta

Motif Batik Manisrengga gagrak Jogjakarta

Motif Batik Manok Jodoh dari Madura

Motif Batik Manok Sakeh dari Madura

Motif Batik Manuk Swari dari Madura

Motif Batik Madusari gagrak Surakarta

Motif Batik Megamendung dari Cirebon

Motif Batik Megamendung dari Cirebon

Motif Batik Mendut gagrak Jogjakarta

Motif Batik Angso Duo dari Jambi

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Asmat

Motif Batik Kompeni dari Cirebon

Motif Batik Bondhet gagrak Surakarta

Motif Batik Bu Harto dari Surakarta

Motif Batik Cerita Panji dari Cirebon

Motif Batik Duren Pecah dari Jambi

Motif Batik Eropa dari Pekalongan

Motif Batik Gadis Cina dari Cirebon

Motif Batik Garuda dari Pekalongan

Motif Batik Kawung gagrak Jogjakarta

Motif Batik Kembang So dari Kebumen

Motif Batik Kompeni dari Cirebon

Motif Batik Lumbon dari Banyumas

Motif Batik Naga

Motif Batik Obar-Abir dari Pekalongan

Motif Batik Srikaton gagrak Surakarta

Motif Batik Tambal gagrak Jogjakarta

Motif Batik Mukti Wibawa gagrak Surakarta

Motif Batik Nagasasra Bledak gagrak Jogjakarta

Motif Batik Naga Ukel gagrak Surakarta

Motif Batik Penjual Legen dari Cirebon

Motif Batik Puger gagrak Banyumas

Motif Batik Pamiluto gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Barong Bintang Leder gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Barong gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Barong gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Curiga gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Curiga gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Gendreh gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Kanthil gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Kesit Tumaruntun gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Klithik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Plenik Gurdha gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Rusak gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Rusak gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Sarpa gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Seling Huk gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Seling Modhang gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Teja gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Barong Ukel Seling gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Gandasuli gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Kesit

Motif Batik Parang Kesit Wahyu Tumurun gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Klithik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Klithik gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Kusuma gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Pamor gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Parung Lar gagrak Jogjakarta

Motif Batik Parang Peksi

Motif Batik Parang Rusak Seling Ireng

Motif Batik Parang Ukel gagrak Surakarta

Motif Batik Parang Ukel Seling gagrak Surakarta

Motif Batik Patran Kangkung gagrak Cirebon

Motif Batik Peksi Naga Liman gagrak Cirebon

Motif Batik Peksi Anjani Bledak

Motif Batik Pintu Retna gagrak Jogjakarta

Motif Batik Pisan Bali gagrak Surakarta

Motif Batik Pola Banji gagrak Lasem

Motif Batik Prabu Anom Grompol gagrak Jogjakarta

Motif Batik Prabu Anom Klithik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Primisan Pekalongan

Motif Batik Pring Sedapur gagrak Banyumas

Motif Batik Puspa Kencana Klithik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Ratu Ratih gagrak Surakarta

Sarung Batik Motif Eropa

Motif Sarung Batik Motif Eropa dari Pekalongan

Motif Batik Satria Manah gagrak Surakarta
Motif ini disebut juga Harjuna Manah,digunakan dalam upacara pisowanan(menghadap raja) dan upacara lamaran biasa dipakai calon mempelai laki-laki,makna yang diharapkan semoga keinginannya terkabul atau ‘memanah’ hati calon mempelai wanita.

Motif Batik Sawat
Sawat berarti melempar.Simbolisasi dari senjata Batara Indra yang berupa kilat(bajra) yang disawatke(dilemparkan).Bermakna permohonan perlindungan dalam kehidupannya.

Motif Batik Sawat Riweh gagrak Cirebon

Motif Batik Sekar Dadu gagrak Sidoarjo

Motif Batik Sekar Jagad

Motif Batik Sembagen Huk gagrak Jogjakarta

Motif Batik Semen Rama gagrak Cirebon

Motif Batik Semen Rante gagrak Surakarta

Motif Batik Semen Gurda gagrak Jogjakarta

Motif Batik Semen Jenggot gagrak Surakarta

Motif Batik Semen Lar gagrak Surakarta

Motif Batik Semen Rante gagrak Surakarta

Motif Batik Semen Rama gagrak Surakarta

Motif Batik Seruni Buntal gagrak Jogjakarta

Motif Batik Sido Mukti Latar Cemeng gagrak Jogjakarta

Motif Batik Sido Drajad

Motif Batik Sido Drajad

Motif Batik Sido Luhung gagrak Banyumas

Motif Batik Sido Asih gagrak Surakarta

Motif Batik Sido Asih gagrak Surakarta

Motif Batik Sidodadi gagrak Surakarta

Motif Batik Sido Drajad gagrak Surakarta

Motif Batik Sido Luhur gagrak Surakarta
Motif Sido Luhur latar putih ini biasa digunakan pada upacara mitoni(upacara masa kehamilan 7 bulan).Kain ini digunakan bagi perempuan saat hamil pertama kali.Makna filosofisnya yang menggunakan diharapkan selalu dalam keadaan gembira.Sido berarti kejadian,Luhur berarti kemuliaan.Jadi mengandung pengharapan atau doa,semoga kelak keturunannya menjadi manusia yang berbudi luhur dan mulia.

Motif Batik Sido Mukti gagrak Surakarta

Motif Batik Sido Mulyo gagrak Surakarta

Motif Batik Sutra gagrak Madura

Motif Batik Sutra gagrak Madura

Motif Batik Sri Katon gagrak Surakarta

Motif Batik Sri Kuncara Bledak gagrak Jogjakarta

Motif Batik Tambal Nitik gagrak Jogjakarta

Motif Batik Tanjung Bumi dari Madura

Motif Batik Tirta Teja gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Palang Parang gagrak Jogjakarta

Motif Batik Truntum Garuda gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Kembang gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Parang gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Peksi gagrak Surakarta

Motif Batik Truntum Wahyu Tumurun gagrak Surakarta

Motif Batik Udan Liris

Motif Batik Udan Liris Latar Ireng

Motif Batik Udan Liris Latar Putih

Motif Batik Ukel Kembang Cengkeh

Motif Batik Wadasan gagrak Cirebon

Motif Batik Wahyu Garuda gagrak Surakarta

Motif Batik Wahyu Nitik gagrak Surakarta

Motif Batik Wahyu Sekar gagrak Surakarta

Motif Batik Wahyu Setaman gagrak Surakarta

Motif Batik Wahyu Tumurun gagrak Jogjakarta

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PEMBAGIAN POLA BATIK
Ditulis oleh KAK DOTO
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://batikjoss.blogspot.com/2013/06/pembagian-pola-batik.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh KAK DOTO
Rating Blog 5 dari 5
1 komentar:
mantab nih... ane banyak belajar dari sini...
Harga Batik Tulis Lawasan Asli Yogyakarta
Posting Komentar